Friday, May 15, 2020

Trimaleollar Ankle Fracture

Trimaleollar ankle fracture adalah fraktur pergelangan kaki yang melibatkan malleolus lateral, malleolus medial, dan aspek posterior distal tibia, yang dapat disebut malleolus posterior. Trauma itu terkadang disertai dengan kerusakan ligamen dan dislokasi.


Kasus : Pria berusia 21 tahun yang jatuh di atas es setelah melompat dari balkon



Gambar A: Anteroposterior (AP) View


Panah panjang menunjukkan terdapat fraktur fibula distal diatas syndesmosis. Panah pendek menunjukkan terdapat fraktur transversal melalui maleolus medialis. Pada gambar A juga menunjukkan ada pembengkakan jaringan lunak disekitarnya, paling besar ke lateral.



Gambar B : Anteroposterior (AP) Mortise View 

Panah menunjukkan fraktur obliq fibula distal meluas ke ankle mortise. 

Gambar C : Lateral View


Tanda Panah menunjukkan fracture non displaced dari maleollus posterior. Penampang lateral juga menunjukkan posterior displacement ringan dan overriding fraktur obliq maleolus lateralis.

Diagnosis Banding :

·         Inversion ankle injury
·         Eversion ankle injury

Diskusi:

Patah tulang pergelangan kaki dan patah tulang pinggul adalah salah satu patah tulang paling umum dari ekstremitas bawah.
History penting dalam penilaian imaging ini karena mekanisme cedera dapat membantu mengidentifikasi fraktur serta kemungkinan cedera ligament.
Namun, ketika anamnesis tidak tersedia, penilaian pola fraktur pada gambar ini dapat memberikan kesan mekanisme cedera dan membantu memandu evaluasi jaringan lunak.
Terdapat beberapa sistem yang menjelaskan patah tulang berdasarkan mekanisme cederanya, yaitu :
1. Sistem Lauge-Hansen
Membagi mekanisme cedera menjadi 2 yaitu :
  1. pronasi-supinasi
  2. Dorsofleksi, eversi, abduksi, dan adduksi
2. Sistem Weber
Menklasifikasikan patah tulang menjadi A,B, dan C.
Fraktur Weber A merupakan akibat cedera supinasi-aduksi. Contohnya:  fraktur avulsi malleolus lateral, Meskipun mungkin ada keterlibatan medial malleolus, tidak ada risiko cedera syndesmotic.
Fraktur Weber B dan C adalah fraktur avulsi dari malleolus medial yang memiliki komponen lateral karena cedera impaksi terkait talus pada malleolus lateral; keduanya menghasilkan fraktur obliq yang berorientasi vertikal dari fibula distal. Terdapat risiko cedera syndesmotic.
Fraktur Weber B merupakan hasil dari supinasi, rotasi eksternal. Terjadi pada level sendi tibiotalar.
Fraktur Weber C terjadi dengan salah satu mekanisme pronasi. Terjadi diatas sendi tibiotalar.

Apa yang Harus Diketahui Dokter yang Mengobati
- Lokasi dan orientasi fraktur
- Keterlibatan syndesmosis tibiofibular distal.
- Integritas mortise pergelangan kaki.
- Intraartikular loose body 
- Tanda-tanda menunjukkan cedera terbuka. 

Sumber : Emergency and Trauma Radiology Book 









Thursday, May 14, 2020

Cara Mudah Membaca Radiologi X Ray Thorax (Foto Polos Dada) | Materi Kedokteran






Kegunaan X-foto toraks :

      Check up

      Kasus trauma

      Kasus non trauma 

      Mengevaluasi letak ET, tube dan device lainnya ( iv line, double lumen, chest tube, ring valve, corpus alienum). 


    Syarat foto toraks yang baik :

a)             Identitas / tanda-tanda harus lengkap, yaitu :

       Ada marker R atau L.

       Nomer film.

       Nama penderita, umur, jenis kelamin.

       Tanggal pemotretan.

       RS / klinik tempat foto itu dibuat.

b)             Simetris à dimana jarak antara procesus spinosus dengan clavicula simetris kanan kiri

c)             Ketajaman cukup à tidak terlalu putih maupun tidak terlalu gelap.

d)            Semua bagian thorax masuk dalam film dan ukuran film harus sesuai dengan besarnya thorax. Batas atas adalah costa I (costa 1 tidak terpotong). Sudut costophrenicus kanan kiri tidak terpotong.

e)             Inspirasi cukup, dimana terlihat diafragma kanan setinggi costae 6 depan atau costae 10 belakang

f)              Tidak adanya artefact, yaitu bayangan tambahan yang disebabkan kesalahan waktu pembuatan foto.

g)             Tidak goyang dikarenakan penderita tidak tahan nafas, sehingga bayangan film menjadi kabur.


Gambaran Thorax Normal 

a). Jaringan lunak

·         - Ketebalan

·         - Soft tissue mass (c/ tiroid intratorakal, kgb aksila dll)

·         - Emfisema subkutis

b). Tulang

·         - Costae, vertebra torakalis, Calvicula dan Skapula

·         - Ada/tidak fraktur

·         - Ada/tidak skoliosis

·         - Struktur tulang osteoporosis / tidak

·       - Lesi blastik / lusen metastase ke tulang


c). c) CTR <50% (Cardio-Thoracic-Ratio)



  d         d). Aorta

  •          Tak melebar

Untuk mengukur diameter arcus aorta (dilatasi (-), aneurisma (-) dll ) :

- Diameter arcus aorta < 6 – 8 cm (a)

  •          Tak elongation

- Apakah aorta turtous

- Jarak dari tip aorta ke garis mid caput klavicula > 1,5 – 2 cm (b)

  •          Tak kalsifikasi

e). Mediastinum superior

·         Tidak melebar batas mediastinum tidak melebihi 1/3 hemitorak


f). Trachea di tengah / midline

·         Tidak deviasi ke kanan/kiri o/k pendesakan (massa) atau penarikan (atelektasis).


g). Hilus (arteri, vena pulponalis, dan bronkus primer)

  •          Tak melebar tidak lebih lebar dari trachea
  •          Tak menebal kurang radioopaq dibanding jantung
  •          Tak suram lining hilus jelas, tidak kabur
  •          Hilus kiri lebih tinggi dari kanan
h). Paru

  •          Bronchovaskuler vaskuler dikotomi (bercabang)
  •          Corakan bronchovaskular < 2/3 lap paru
  •          Tak tampak infiltrate
  •      Tak tampak lesi nodul, corakan meningkat, kranialisasi 
i). Diafgrama

  •          Kanan > kiri
  •          < 1.5 tinggi corpus vertebra
  •          Licin tidak suram (bergerak)
j). Sudut Costofrenicus

  •          Sudut yang dibentuk oleh costae dan diafragma
  •          Lancip
  •          Bila tumpul biasanya merupakan pertanda adanya cairan di rongga pleura